WAWASAN KEBANGSAAN
Wawasan kebangsaan merupakan salah satu wahana membangun cinta tanah air karena wawasan kebangsaan merupakan cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya yang di dasari oleh falsafat cita-cita dan tujuan nasional, namun sampai saat ini pemahanan wawasan kebangsaan dalam diri masyarakat masih kurang oleh karena itu perlu adanya pemberian pemahaman akan wawasan kebangsaan sejak usia dini. Menurut Sekdaprov Gorontalo Drs. Idris Rahim, MM bahwa secara teori wawasan kebangsaan masih kurang di pahami oleh masyarakat sehingga pemberian pemahaman wawasan kebangsaan dalam bentuk aplikasi akan lebih mudah di pahami selain itu wawasan kebangsaan ini juga perlu di berikan sejak pendidikan dasar hingga perguruan tinggi seperti dalam mata kuliah kewiraan.
Ketika wawasan kebangsaan telah melekat dalam diri masyarakat maka saat terjadi bencana masyarakat secara sadar akan tergerak memberikan pertolongan dan tanpa di minta pun orang akan tergerak hatinya untuk memberikan pertolongan secara sukarela dan ikhlas seperti program taksi mina bahari yang di lakukan Pemprov Gorontalo yang merupakan salah satu langkah untuk mendukung pembentukan wawasan kebangsaan di masyarakat Gorontalo.
Wapres menginginkan ada satu badan yang mengelola tentang wawasan kebangsaan sehingga kedatangan Tim Kementerian Polhukam Deputi VI ini dalam rangka pemantauan sekaligus memantapkan wawasan kebangsaan sebagai warga Negara Indonesia sehingga ketika di aplikasikan dalam kehidupan akan meningkatkan rasa kebersamaan sebagai satu bangsa.
WAWASAN KEBANGSAAN INDONESIA
Untuk mengenal,memahami serta menyadari JatiDiri sbg Manusia Indonesia scr etnis maupun budaya kearah memenuhi “CINTA BANGSA dan TANAH AIR adl bagian dari IMAN”.
Wawasan adalah Pandangan,Penglihatan,Penilaian,Tinjauan,Pengetahuan,Penelitian. Wawasan Kebangsaan Indonesia ialah Pengetahuan, Penilaian, Pandangan ttg Hal Ihwal Bangsa bernama Indonesia secara Prinsif.
BANGSA
1. Menurut Kamus bisa berarti: Kedudukan,Martabat, Keturunan. Kelompok masyarakat yg bersamaan asal keturunan,adat,bahasa dan sejarahnya serta berpemerintahan sendiri. Kumpulan manusia yg biasanya terikat karena kesatuan bhs dan kebudayaan dlm arti umum serta menempati wilayah tertentu di bumi ini.
2. Menurut Ernest Renan: kumpulan manusia yg mendiami suatu wilayah sbg hsl pengalaman sejarah dg ikatan suka dan duka. Jadi ciri khas Bangsa ialah perujudan kehidupan suka duka di tanggung bersama.
3. Berdasar AlQURAAN S. Al Fatah ayat 29 dgn penegasan menurut hadits: “Perumpamaan kehidupan org2 yg ber-Iman diantara sesamanya, dlm hal saling merindukan serta saling kasih sayang dan saling tolong menolong adl sprt halnya gerak kehidupan satu tubuh yg utuh sehat. Apabila satu bagian (anggota) nya cedera (sakit), niscaya seluruh tubuhnya itu serempak turut merasakannya dg tdk bisa tidur dan demam, begitu gerak kehidupan org2 ber-IMAN.
INDONESIA
4. Menurut sejarahnya Negara Indonesia ini dulu dikenal dengan nama Nusantara, berasal dari bahasa Jawa kuno, “Nusa= Pulau Antara= hubungan/rangkaian”. Bangsa lain saat itu hanya tahu bahwa ada kepulauan yang terletak di wilayah Hindia, yang mencakup antara lain; Pakistan, India, Birma/Thailand, Bangladesh, Indochina dan Nusantara. Karena itu Nusantara disebut Indonesia, karena brasal dari kata” Indus (latin) artinya Hindia dan Nesos/Nesioi (yunani) artinya Pulau/Kepulauan”.
Awal abad 19 M, seorang Etnolog bernama G.W. Earl memberi nama baru bagi penduduk kepulauan Hindia/Kepulauan Melayu menjadi “Indunesia atau Melayunesia”.
Pada tahun 1850 M seorang Etnolog Ingris Sir James Richardson Logan menulis sebuah majalah “Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia 1850″ merubah ‘Indian Archipelago’ dengan Indunesia G.W.Earl kemudian mengganti huruf ‘u’ mjd ‘o’, maka lahirlah istilah “INDONESIA”.
Tahun 1862 M, istilah Indonesia dipakai oleh seorang Inggris Maxwell dalam bukunya “The Island of Indonesia” dalam hubungan dengan Ilmu Bumi. Nama Indonesia semakin terkenal di th 1884 M, ketika Etnolog Jerman Adolf Bastian dalam buku tulisannya “Indonesian Order Die Inselin Des Malayische Archipels”.
Para Pelajar Indonesia di Negeri Belanda pada tahun 1908 M mendirikan organisasi bernama “Indische Vereeniging”, yang pada tahun 1912 diganti menjadi “Perhimpunan Indonesia”. Hal mana untuk mengimbangi istilah yang di pakai oleh Pemerintah Kolonial Belanda saat itu ialah “Hindia Belanda”.
Pada tanggal 28 oktober 1928 M Kongres Pemuda II di Jakarta menggunakan istilah Indonesia dalam Sumpah Pemuda. Akhirnya pada tanggal 17 Agustus 1945 M istilah Indonesia secara resmi di gunakan sebagai nama Bangsa dan Negara bersamaan dengan Prolamasi Kemerdekaan Indonesia.
5. Pendapat lain tentang istilah Indonesia di sunting dari beberapa buku sejarah Indonesia, Umum maupun Dunia antara lain buku susunan Prayudi Atmosudirdjo, Sejarah, Ekonomi dan sosiologi, menjelaskan istilah Indonesia adalah gabungan dari kata Indo= campuran/Pembauran dan Nesia= potongan dari Melanesia dan Polynesia.
Dimaksd dengan Melanesia adalah gugusan kepulauan di samudera Pasifik sebelah Utara, dari Philipina dan Papua Nugini ke Timur, manusia yang mendiami wilayah tersebut disebut “Etnis Melanesia”. Sedangkan Polynesia adalah gugusan kepulauan di samudera Pasifik Selatan dari Benua Australia ke sebelah Timur, manusia yang mendiami wilayah tersebut dinamai “Etnis Polynesia”.
Beberapa abad sebelum Masehi sebagian dari rumpun Melanesia dan Polynesia melakukan migrasi ke sebelah barat menempati wilayah dari Papua Barat sampai dengan pulau We. Ditempat yang baru mereka bercampur baur menjadi “Indonesia” dengan menganut Budaya/Alam Pikiran/Pola Pikir yg disepakati, yaitu “Animisme”, dari Animo= Ruh dan Isme= Faham/Ajaran, jd “Animisme” adalah Faham/Ajaran tentang adanya Ruh yang mempengaruhi nasib baik dan buruk manusia. Ruh bagi mereka dianggap sebagai Penguasa/Tuhan. Jadi Rumpun Indonesia saat itu baru merupakan satu Resultan/Resultasi diri perjalanan/perkembangannya menjadi satu Bangsa. Terhadap “Indonesia” yang demikian itu memasuki awal abad Masehi didatangi bagian bangsa dari IndoArya membawa Hinduisme sebagai Budaya/Alam Pikiran/Pola pikir, terjadilah asimilasi Budaya/Aculturasi Proses termasuk Etnis, Yaitu Percampuran/Pembauran Budaya/Alam Pikiran/Pola Pikir dan Etnis. Maka terbentuklah “Sosial Piramidal 4 tingkatan/Kasta”, yaitu: Brahma, Ksatria, Waisya, Sudra. Begitu selanjutnya datang Indo Mongol membawa Budhisme/Shino IndoArya, menjadi sosial Piramidal 5 tingkatan. Datang pula Indo Schamit membawa Islam. Terakhir dtg Indo Eropa membawa Kristenisme/Hellenisme dan Science, maka menjelmalah Sosial Piramidal 7 tingkatan.
Selanjutnya memasuki abad ke 20 M tgl 17 Agustus 1945 mereka sepakat menyatakan sbg bangsa yg merdeka secara Fisik melalui Proklamasi Kemerdekaan dan pada tanggal 18-08-1945 menyatakan Tekad mengisi kemerdekaan dengan Pancasila sebagai Landasan Ideal dan UUD 1947 sebagai Landasan Konstitual. Sampai dengan hari ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar