Senin, 28 November 2011

Sikap Motivasi dan Mawas Diri

Sikap Motivasi dan Mawas Diri
Jika kita tau siapa diri kita,darimana berasal,untuk apa hidup didunia,setelah itu mau kemana lagi melangkah atau melanjutkan hidup,rasanya jika tiap diri ini sadar akan semua hal itu tak akan banyak kita temui keluh kesah dalam menjalani kehidupan ini.
Kehidupan ini sendiri adalah pemberian dari Sang Maha Pemberi. Saat kita dilahirkan ke dunia ini, kita pun mendapat pemberian kasih sayang dari orang tua. Bayangkan jika kita lahir tanpa ada orang yang memberi kasih sayang itu, niscaya kita tak kan ada sampai saat ini. Semua hal yang kita manfaatkan dalam hidup ini adalah pemberian(taken for granted). Apa yang diberikan itu tanpa pamrih. Tanpa mengharap balasan.
Saat ini kita telah dewasa, atau lebih dari kata dewasa itu sendiri. Sudah saatnya untuk tidak hanya menerima, tapi memberi. Memberi apa yang kita punya dan kita sanggup untuk memberikannya. Tidak perlu muluk-muluk, hal-hal yang sederhana saja. Memberikan senyuman ke orang yang berpapasan dengan kita, memberikan kasih sayang dan perhatian ke orang tua kita. Membuatkan minuman mungkin, memberikan salam saat pergi ataupun pulang, atau juga memberikan ciuman di tangan beliau.
Adanya kehidupan kita saat ini tidaklah secara tiba-tiba, dan tidaklah dengan sendirinya tanpa ada tanpa campur tangan orang lain. Orang-orang disekeliling kita sangat berperan akan keberadaan kita. Tapi mengapa banyak yang tidak menyadarinya? Oleh karenanya, saatnya untuk memberi.
Banyak hal yang ingin kita capai,seperti pekerjaan,cita-cita,jodoh kita dan lain sebagainya,sebelum kita dapatkan harus ada perjuangan, yakni tenaga ,pikiran dan waktu. Ada pepatah berilah, maka kau akan menerima lebih. Hal ini bukan berarti apa yang dilakukan adalah berpamrih, mengharapkan imbalan. Memberi merupakan tolak ukur kesadaran dan keikhlasan. Jika memberi dengan diiringi keinginan untuk suatu balasan, dan penerima pun mengabulkannya, maka itu bukanlah pemberian yang utuh. Namun sebuah  negosiasi. Negosiasi berkutat antara untung dan rugi. Bukan lagi mendasarkan pada hati nurani.
Setiap pemberian pasti ada balasannya, akan dilipat gandakan. Jika anda tidak percaya, cobalah dan lakukanlah. Lihat dan hitunglah dengan objektif. Balasan itu tidak hanya berupa nominal angka mata uang, tidak juga barang, namun juga bisa berupa hadirnya kesempatan, terjaganya kesehatan, bertambahnya ilmu pengetahuan dan masih banyak lagi manfaat yang didapatkan. Belum lagi bertambahnya pahala.
Jika tiap orang sadar dan faham arti memberi ini,mungkin tidak akan kita temukan istilah pelit, sengsara atau miskin. tiap orang yang sadar hidupnya adalah pemberian akan memberikan lagi kepada orang lain baik itu moril atau materil. Kembali kepadanya dalam bentuk lain, sehingga seperti sebuah siklus..
Motivasi merupakan vektor, mengandung bobot dan arah. Lebih lanjut motivasi selalu dihubungkan engan tujuan. Jadi motivasi belajar,
tentunya perlengkapan psikologik yang membangkitkan seseorang untuk belajar agar
mencapai tujuan. Dengan perkataan lain, apabila kita tidak jelas dengan tujuan yang
hendak kita capai, maka sulit untuk menemukan motivasi belajar.
Pada hakekatnya belajar adalah panggilan hidup. Jadi bagi orang beriman, setidaknya sudah jelas satu tujuan mempertanggungjawabkan kehidupan di hadapan Yang Maha Kuasa. Hal itu berarti,
sebisanya kita perlu belajar menjadi orang sebagaimana kita dimaksudkan Sang Pencipta.
Demikian pula kondisi otak kita bertumbuh dan berkembang sesuai dengan kuantitas dan
kulitas asupan. Semakin banyak kita belajar, semakin berkembang fungsi otak kita, semakin
lebih termotivasi lagi untuk mencari tahu- belajar. Jadi bisa kita simpulkan bahwa sudah hakikinya manusia memiliki motivasi belajar.
Apabila pada sejumlah orang tidak nampak termotivasi, berarti mereka sudah belajar lewat satu dan lain kondisi, menjadi orang yang tidak termotivasi untuk belajar ., atau mereka tidak memiliki kejelasan tentang tujuan hidupnya. Andaikan mereka berupaya memperjelas tujuan hidupnya, dan menghapus hasil belajar (’de-learning’) yang keliru, maka motivasinya akan nampak.
Meskipun tiap orang memiliki motivasi belajar, ada orang yang termotivasi dari dalam dirinya – ’ intrinsic’ , ada juga yang termotivasi dari luar – ’extrinsic’ . Mereka yang motivasi belajarnya bersifat intrinsik biasanya berorientasi ’inner locus of control’ . Mereka secara teratur mempertanyakan ke dirinya : ”Apa yang sudah saya pelajari ? Apa yang bisa saya laku kan untuk menambah dan memperbaikinya, mengembangkannya? Apakah saya sudah cukup berupaya?, masih bisa ditingkatkankah upaya saya ? dst. Yang pada hekekatnya, melakukan monitoring diri
 Bersikap Mawas diri
Otak menyimpan semua hasil rekaman pengetahuan dan penghayatan kita dalam memory-nya. Apabila karena satu dan lain hal kita sempat keliru belajar menjadi ’tidak mampu, tidak berdaya, tidak bias belajar’, maka langkah yang perlu dilakukan adalah merombak hasil belajar tersebut
Salah satu sikap mawas yang perlu dijaga adalah mawas akan kosakata yang Anda ungkapkan baik ke diri maupun ke luar. Kosa-kata yang Anda pakai mencerminkan siapa Anda tetapi juga membentuk diri Anda.
Mawas diri menurut kamus Beasar Bahasa indonesia, edisi kedua, balai pustaka 1993, ialah melihat memeriksa dan mengoreksi) diri sendiri secara jujur,instropeksi, kita harus mawas diri agar kita janagan membuat kesalahan yang sama.
Mawas diri menurut Marbangun Hardjowirogo ialah meninjau ke dalam, hati nurani kita guna mengetahui benar tidaknya suatu tindakan. Secara teknis psikiologis usaha tersebut dapat dinamakan juga instropeksi yang pada dasarnya ialah pencarian tanggung jawab ke hati nurani mengenai suatu perbuatan. orang jawa sering berbicara tentang mawas diri dan berusaha pula untuk mempraktikkannya guna mendapatkan jawaban atas persoalan yang di hadapinya yakni apakah suatu perbuatan yang di lakukannya, suatu tindakan yang di ambilnya secara moral dapat di benarkan dan dapat di pertanggungjawabkan, adapun jawaban yang di cari adalah menelaah hati nurani.



Motivasi
Kata motivasi semakin sering digunakan akhir-akhir ini. Baik itu di buku-buku populer, seminar-seminar atau lainnya, terutama dalam hal yang menyangkut pengembangan diri. Apa sebenarnya motivasi itu, dari mana dan kenapa perlu motivasi terutama dalam pengembangan diri? Bila anda mempunyai keinginan, maka anda perlu motivasi untuk memanifestasi keinginan tersebut. Hanya dengan afirmasi atau niat, tanpa motivasi, belum cukup untuk mewujudkannya.
“Saya bermotivasi tinggi untuk memperbaiki diri sendiri” sebuah contoh  kalimat yang digunakan untuk  menaikkan motivasi pada diri kita sendiri, untuk sesuatu yang kita inginkan. Jadi apa sebenarnya motivasi itu?
Motivasi adalah daya pendorong dari keinginan kita agar terwujud. Motivasi adalah sebuah energi pendorong yang berasal dari dalam kita sendiri.
Motivasi adalah daya pendorong dari keinginan kita agar terwujud. Energi pendorong dari dalam agar apapun yang kita inginkan dapat terwujud. Motivasi erat sekali hubungannya dengan keinginan dan ambisi, bila salah satunya tidak ada, motivasi pun tidak akan timbul.
Banyak dari kita yang mempunyai keinginan dan ambisi besar, tapi kurang mempunyai inisiatif dan kemauan untuk mengambil langkah untuk mencapainya. Ini menunjukkan kurangnya enrgi pendorong dari dalam diri kita sendiri atau kurang motivasi.
Motivasi akan menguatkan ambisi, meningkatkan inisiatif dan akan membantu dalam mengarahkan energi kita untuk mencapai apa yang kita inginkan. Dengan motivasi yang benar kita akan semakin mendekati keinginan kita.
Biasanya motivasi akan besar, bila orang tersebut mempunyai visi jelas dari apa yang diinginkan. Ia mempunyai gambaran mental yang jelas dari kondisi yang diinginkan dan mempunyai keinginan besar untuk mencapainya. Motivasilah yang akan membuat dirinya melangkah maju dan mengambil langkah selanjutnya untuk merealisasikan apa yang diinginkannya.
Lakukan apapun dalam pengembangan diri anda dengan motivasi, baik itu karir, hubungan, spiritual, pekerjaan, menulis, memasak, membeli rumah, mendapatkan pacar, mengajar anak atau apapun. Motivasi ini akan ada, bila ada visi yang jelas dari apa yang anda akan lakukan, mengetahui apa yang akan anda lakukan dan percaya akan kekuatan yang ada pada anda sendiri. Ia akan merupakan kunci sukses dari apapun yang anda lakukan.
Untuk termotivasi, ketahui terlebih dahulu apa yang anda inginkan selanjutnya anda harus dapat meningkatkan energi keinginan itu dan siap untuk melakukan apa saja agar keinginan dapat tercapai.

Motivasi berkaitan erat dengan tercapainya sesuatu keinginan. Sering kita gagal mencapai apa yang kita lakukan, misalnya berhenti minum kopi, merokok dan lainnya karena motivasinya kurang.
Apakah hubungannya motivasi dengan mawas diri? Sangat erat hubungannya. Keduanya diperlukan untuk proses tercapainya suatu keinginan. Disiplin adalah hal yang perlu agar keinginan tercapai. Untuk tetap disiplin, motivasi yang tinggi akan sangat membantu.
Dalam kehidupan kita, kita sering meniatkan untuk melakukan pengembangan atau merubah kondisi yang kita miliki, tapi sering tidak dilakukan dan berhenti hanya sebagai niat saja. Kenapa berhenti? Itu terjadi karena kurangnya motivasi, antusiasme, keinginan, determinasi, kemauan dan disiplin.
Cobalah setelah membaca tulisan ini untuk benar-benar mengembangkan atau merubah kondisi yang tidak sesuai yang ada dalam diri anda, anda pasti bisa.

Mawas Diri
Hal yang paling penting dalam seorang pria adalah kedewasaan. Tanpa mawas diri, manusia tidak akan tumbuh, berubah dan dewasa. Pada usia sekitar 10 tahun kita sudah bisa berpikir abstrak. Mawas diri adalah sebuah konsep abstrak yang pada hakikatnya adalah kemampuan untuk “melangkah keluar dan melihat ke dalam diri kita” untuk membuat penilaian bagaimana kita bertindak dan berbuat. Melihat diri sendiri seperti orang lain melihat diri kita.
 Pernahkah kamu pada saat mendekati wanita yang kamu sukai, kamu mengucapkan hal yang bodoh, hal yang kebablasan, keblinger, keterlaluan? Karena tidak mawas diri. Pernahkah kamu berdebat dengan teman hingga akhirnya muncul perkelahian? Karena tidak mawas diri. Apakah kamu pernah menyesali karena telah membeli sesuatu yang mudah rusak? Karena tidak mawas diri. Pernahkah kamu seharian menonton tv dan main game hingga kamu lupa mandi, lupa makan, lupa mengurus rumah? Karena tidak mawas diri.
 Tanpa mawas diri, semuanya akan menjadi di luar kontrol kita seolah kita tak sadar melakukannya, dan membuang waktu dan energi yang banyak. Kebanyakan kita, dalam keseharian hidup seringkali tidak menyadari kebiasaan kita dan itu berpengaruh pada orang lain. Jika kamu mencamkan dalam pikiranmu bagaimana sangat terbiasanya emosi dan kebiasaan cewek pada umumnya, kamu akan melihat betapa pentingnya mawas diri dalam kehidupan romansamu.
 Di luar sana banyak pria yang mempesona bagi para cewek dan coba lihat kebiasaan mereka dalam kehidupannya. Namun pada saat mereka terjun ke lapangan, mereka tampak aneh seperti badut bagi cewek. Ide “pickup line” yang menjadi senjata ampuh untuk memikat wanita adalah sebuah ide yang bodoh dan terlihat menjadi hal yang tidak-tidak bagi cewek. Alasannya adalah jika seorang pria membuat seorang cewek tertarik dan jatuh cinta tanpa disertai MAWAS DIRI seorang pria, dia terlihat bagaikan RAJA tanpa busana.
 Mawas diri adalah kemampuan untuk mengatur respons sosial di dunia nyata, mengubah apa yang kamu lakukan agar sesuai dengan kultur, lingkungan, dan kebiasaan orang yang kamu ajak berkomunikasi.
 Di luar sana banyak ribuan pria yang memakai metode seduction untuk memikat cewek dan menggunakan senjata Magic Gambit dan Kino pada saat mereka menghampiri si cewek. Jelas mereka ingin menunjukkan dirinya bisa memancing romantic interest. Mereka sangat terobsesi menjadi pesulap jalanan dan membuat cewek-cewek merasa WOW; mereka bahkan rela menghabiskan uang demi mengikuti workshop-workshop hipnotis yang sebenarnya tak perlu. Masalahnya, mereka tidak memiliki “social graces”, sebuah kemampuan untuk mengatur perilaku secara elegan dan sesuai dengan lingkungan sosial. Mereka tidak punya rasa percaya diri dan merasa ada yang kurang dalam hidup mereka. Mereka tidak memiliki waktu untuk mawas diri, memahami kondisi saat itu. Mereka hanya ingin ketertarikan secara instant. Mereka seolah “hidup dalam dunianya sendiri”, tanpa memperhatikan situasi orang lain.
 Ada waktu dan tempat yang tepat untuk mempraktekkan kino, sesuai dengan kondisi sosial tertentu. Mereka tidak memeriksa perilaku diri sendiri yang seandainya mereka tahu, mereka akan menertawakan dirinya sendiri, karena perilaku mereka tidak lazim. Saya berani menyebut mereka sebagai orang aneh, keledai dungu dan tidak lumrah. Mereka seringkali berjalan tanpa arah tujuan yang pasti dan lupa membaca situasi kelompok/ orang lain sebagai isyarat sosial, dan mengatur perilaku, penampilan, fashion agar sesuai dengan keadaan sosial. Pepatah lama mengatakan, di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Mereka semua hanya perlu untuk mawas diri dalam perubahan, pertumbuhan dan kedewasaan sosial.
 So bagaimana kamu menanamkan mawas diri dalam dirimu? Ingat fungsi mawas diri yaitu untuk membuat penilaian bagaimana kita bertindak dan berbuat. Melihat diri sendiri seperti orang lain melihat diri kita, membuat penilaian terhadap diri sendiri, dan mengubah perilaku. Tanyakan pada dirimu, “sudahkah saya mawas diri?” Mawas diri sulit tertanam jika kamu cenderung “bersibuk-ria” dalam pekerjaan, pesta, olahraga, atau aktivitas yang tidak membuatmu sempat untuk bercermin, refleksi diri. Membuat catatan harian adalah salah satu aktivitas untuk merefleksi diri. Mawas diri hanya dapat dilakukan dalam kondisi sekarang, “present minded state.” Artinya, jika kamu menghabiskan waktu terlalu banyak terobsesi dengan kehidupan yang gagal masa lalu, mengenang hal yang indah di masa lalu dan terngiang-giang sampai sekarang; cobalah tinggalkan itu semua, karena semua itu tidak akan berulang.
Begitupun juga jika kamu meluangkan waktu menjadi pemimpi, hidup dalam angan-angan masa depan, terlalu mengkhawatirkan masa depan, kamu tidak akan bisa mawas diri. Banyak buku mengenai mantra ilmu Pelet bagi pria yang merasa tak percaya diri. Keep things simple, practical, and real. Berikut ini cara praktis agar kamu lebih present-minded:
1. Sederhananya, buatlah keputusan, jadilah orang yang pasti. Kamu tak bisa membuat keputusan di masa lalu dan di masa depan, hanya sekarang !
2. Take action. Kita tak bisa take action di masa lalu dan masa depan, take action sekarang juga.
3. Untuk membangun intimacy and rapport, seseorang harus bisa saling memahami dan berkomunikasi satu sama lain.
Faktor utama dalam sexual attractor yang ada dalam naluri seorang cewek adalah mereka mencari sosok figur yang bisa menjadi seorang “Ayah.” Cewek butuh MISTERY. Jangan memperlihatkan terlalu banyak siapa dirimu, jangan show off di hadapan cewek, jangan menunjukkan IOI, dan biarkan cewek yang mencari tahu siapa dirimu. Berikan sedikit demi sedikit, tapi simpan sesuatu yang bisa dijadikan misteri. rahasia……yap rahasia.

Sumber :
http://sahbudin.blogspot.com/2011/10/sikap-motivasi-dan-mawas-diri.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar